sekedar obrolan ringan antara pikiran dan hati ketika bertemu dengan realita yang ada. ga perlu diseriusin, ga ada spesialisasi, sekedar menemani kursor yang tak tau mau kemana
compare or compare not
Senin, 24 Mei 2010
Sabtu, 08 Mei 2010
Laporan Hasil Proyek
Untuk dapat melihat laporan hasil proyek silahkan klik disini
Nama Kelompok :
Reffoni Mastaria Tarigan (09-038)
Monica Pranata (09-058)
Holy Glora Saragie Sijabat (09-064)
Anggi Gurning (09-100)
Nama Kelompok :
Reffoni Mastaria Tarigan (09-038)
Monica Pranata (09-058)
Holy Glora Saragie Sijabat (09-064)
Anggi Gurning (09-100)
Kamis, 11 Maret 2010
Antara Nol dan Tiga Ratus Enam Puluh Derajat
Waktu berputar membentuk lingkaran
Sudut demi sudut menyimpan makna tersendiri
Di balik tiap titik-titik makna
Menggoreskan kata-kata tanya di benakku
Engkau terus berjalan
Dengan gagah kakimu melangkah
Tak sadar akan rintihan di bawah kakimu
Merintih kesakitan tapi tetap engkau tekankan kakimu diatasnya
Ingin hati memberontak dan mensuarakan fakta
Melukiskan elegi hidup mereka pada dunia
Tak kuasa kaki melangkah menggapainya
Kerikil-kerikil perbedaan itu terlampau menusuk
Sakit dan perih terhujam
Antara nol dan tiga ratus enam puluh derajat
Berhimpit tapi tak sama
Berbeda namun tak dihiraukan
Dan kau diam
Seolah olah kau buta
Coba buka matamu !
Begitu dalam perbedaan antara nol dan tiga ratus enam puluh derajat
Sedalam perih mereka yang dihimpit
Nafsu serakahmu
Keegosianmu
Kau abaikan orang kecil di sekitarmu
Kapankah kau akan menyadarinya
Membiarkan nol dan tiga ratus enam puluh derajat itu bersatu menjadi suatu harmoni
Membentuk sudut-sudut kehidupan yang selaras
Bukan pijakan wajahmu yang sombong menengadak ke atas
Apakah ini hanya sebuah harapan?
Pikirkanlah akan hidup yang berbeda namun berwarna
Hidup saling berbagi
Menyatukan langkah dalam keterbatasan
Rangkullah mereka
Berjalan bersama walau dalam jalur rel yang berbeda
Melewati badai kehidupan yang sebenarnya
Berputar bagai sebuah busur
Member arah yang pasti
Dari nol sampai ke tiga ratus enam puluh derajat
Ingatlah
Antara nol dan tiga ratus enam puluh derajat
Karya : Reffoni Mastaria Tarigan
Jumat, 05 Maret 2010
Testimoni mengenai Kuliah On-line
"GOOD EXCHANGE"
Satu kata ini mungkin satu kata yang bisa saya ungkapkan atas semua tanggapan terhadap rangsangan menariknya kuliah on-line ini. Kuliah on-line ini merupakan pengalaman pertama saya dan tak akan mungkin saya lupakan.Tak dapat saya bayangkan sebelumnya saya akan sampai ke tahap pembelajaran seperti ini, dan ternyata seperti mimpi saja. Saya sungguh-sungguh benar benar berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan, Ibu Filia Dina Anggreini, M.Pd atas metode yang digunakan dalam pembelajaran mata kuliah ini.
Terus terang, saya pernah berasumsi kalau metode pembelajaran on-line ini mustahil akan saya capai karena saya termasuk orang yang sedikit "gaptek" dulunya.Apalagi, kondisi lingkungan saya yang sejak dulu di masa-masa sekolah juga jarang menkolaborasikan media internet dengan pembelajaran. Akan tetapi, setelah mencoba "membuka hati" untuk perkembangan ini, membuat saya semakin tertarik mempelajarinya dan bahkan berusaha mempergunakannya sebaik mungkin.
- Harapan saya, metode ini tidak hanya sebagai suatu tahap yang harus dijalankan, melainkan terus berlanjut karena tidak terbatas oleh ruang kelas dan tatapan muka langsung, sehingga waktu yaang kita gunakan juga dapat semakin efesien digunakan. Mari kita lanjutkan. ^.^
Tugas Kelompok Online
1. Mengapa media pembelajaran sangat mempengaruhi proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan?
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Media pembelajaran juga merupakan salah satu sumber belajar yang dapat membantu guru memperkaya wawasan siswa. Pemakaian media pembelajaran juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru dan sangat membantu keefektifan proses belajar. Selain itu, media pembelajaran memiliki berbagai manfaat seperti meningkatkan motivasi belajar, bahan pengajaran lebih dapat dipahami dan dikuasai siswa serta lebih bervariasi sehingga media pembelajaran dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar yang berkenaan dengan taraf pikir siswa.
DAFTAR PUSTAKA
www.re-searchengines.com/0408jelarwin.html
www.terdidik.com/tag/media-pendidikan
www.psd-psma.org/content/blog/pengembangan-media-pembelajaran-berbasis-edutaiment
www.upi0608670.blog.upi.edu/2009/07/01/tugas-pertama/
http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/
2. Apakah yang membedakan pembelajaran menggunakan teknologi dengan yang pembelajaran manual sehingga teknologi pembelajaran sedang hangat-hangatnya untuk diterapkan dalam dunia pendidikan ?
Yang membedakannya dapat dilihat dari segi pengajar dan pembelajaranya. Melalui teknologi, pengajar lebih dapat meningkatkan kompetensinya dan keterampilan mengajar yang semakin berkembang karena mudah mengakses info-info terbaru yang akan menunjang pembelajaran. Melalui metode ini juga, peserta didik semakin mudah memahami materi karena akan semakin menarik dan tidak monoton. Pengajar bukan instruktur yang memberi perintah melainkan sebagai mitra kerja (partner) sehingga peserta didik tidak segan untuk berpendapat, bertanya, ataupun bertukar pikiran. Pembelajaran berlangsung kondusif karena tak ada jarak antara pengajar dan peserta didik. Pembelajaran dengan teknologi juga mendukung peserta didik untuk melakukan pembelajaran berkelompok secara kooperatif dengan peserta didik lainnya. Pembelajaran ini juga memberikan kesempatan sebesar-besarnya menciptakan kondisi bagi peserta didik untuk mengembangkan cara-cara belajarnya sendiri sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, bakat, dan minat. Pendekatan teknologi merupakan pendekatan yang sistematis dan terarah, tidak hanya terbatas pada komputer,televisi atau penggantian peran guru oleh seperangkat teknologi di kelas tetapi pada hakekatnya mempersiapkan peserta didik untuk dapat menampilkan tingkah laku hasil belajar dalam kondisi yang nyata,untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://hassansitam.net/tekpembelajaran.doc
http://amrull4h99.wordpresrdpress.com/2010/02/03/sejarah-dan-perkembangan-definisi-teknologi-pembelajaran/
http://www.teknologi-pembelajaran.cos.com/2009/12/24/landasan-psikologi-pendidikan/
http://benramt.wordpress.com/2010/02/03/sejarah-dan-perkembangan-definisi-teknologi-pembelajaran/
http://www.hartika.com/?Materi_Teknologi_Pembelajaran
3. Dari berbagai macam ragam pembelajaran yang ada, ragam pembelajaran manakah yang paling efektif dalam pendidikan ?
Dalam pembelajaran terdapat beragam macam model pembelajaran dari yang manual sampai dengan yang memanfaatkan teknologi. Setiap pembelajaran-pembelajaran tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Berikut ini beberapa macam pembelanjaran yang ada beserta dengan kelebihan dan kekurangannya:
1. METODE CERAMAH
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
a. Kelebihan Metode Ceramah
1) Guru mudah menguasai kelas.
2) Mudah dilaksanakan.
3) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
4) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
b. Kekurangan Metode Ceramah
1) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2) Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
3) Bila terlalu lama membosankan.
4) Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
5) Menyebabkan anak didik pasif.
2. METODE PROYEK
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.
a. Kelebihan Metode Proyek
1) Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
2) Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
b. Kekurangan Metode Proyek
1) Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini;
2) Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;
3) Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan;
4) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
3. METODE EKSPERIMEN
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.
a. Kelebihan Metode Eksperimen
1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku;
2) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan; dan
3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
b. Kekurangan Metode Eksperimen
1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen;
2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran; serta
3) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
4. METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI
Pemberian tugas dengan arti guru menyuruh anak didik misalnya membaca, tetapi dengan menambahkan tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang/masyarakatnya setelah membaca buku itu. Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat.
a. Kelebihan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama; dan
2) Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
b. Kekurangan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1) Seringkali anak didik melakukan penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri;
2) Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan; dan
3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan indi¬vidual.
5. METODE DISKUSI
Diskusi adalah memberikan altematif jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.
a. Kelebihan Metode Diskusi
1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).
2) Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.
b. Kekurangan Metode Diskusi
1) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar;
2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas;
3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara; dan
4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih for¬mal.
6.METODE LATIHAN
Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
a.Kelebihan Metode Latihan
1) Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
2) Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
3) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
b. Kekurangan Metode Latihan
1) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dan pengertian.
2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
4) Dapat menimbulkan verbalisme.
Berdasarakan pada kelebihan dan kekurangannya masing-masing dapat disimpulkan bahwa semua metode pembelajaran adalah baik dan disesuaikan dengan materi pelajarannya. Sebagai contohnya: pelajaran matematika tidak akan efektif bila dilakukan dengan metode ceramah. Pelajaran matematika akan lebih efektif bila menggunakan metode latihan. Dan dalam pelaksanaannya akan lebih baik dan lebih efektif apabila masing-masing metode pembelajaran digunakan secara bersamaan dan saling melengkapi sehingga suasana pembelajaran tidak monoton yang akan menimbulkan kebosanan.
DAFTAR PUSTAKA
http://sweetyhome.files.wordpress.com/2009/08/berkas-cooperative-learning2.pdf
http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/MODEL_MODEL_PEMBELAJARAN.pdf
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/19/model-pembelajaran-inovatif/
http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/18/ragam-metode-pembelajaran/
http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/ragam-model-pembelajaran.html
Nama anggota kelompok:
Reffoni Mastaria Tarigan (09-038)
Monica Pranata (09-058)
Holy Glora Saragie Sijabat (09-064)
Anggi Gurning (09-100)
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Media pembelajaran juga merupakan salah satu sumber belajar yang dapat membantu guru memperkaya wawasan siswa. Pemakaian media pembelajaran juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru dan sangat membantu keefektifan proses belajar. Selain itu, media pembelajaran memiliki berbagai manfaat seperti meningkatkan motivasi belajar, bahan pengajaran lebih dapat dipahami dan dikuasai siswa serta lebih bervariasi sehingga media pembelajaran dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar yang berkenaan dengan taraf pikir siswa.
DAFTAR PUSTAKA
www.re-searchengines.com/0408jelarwin.html
www.terdidik.com/tag/media-pendidikan
www.psd-psma.org/content/blog/pengembangan-media-pembelajaran-berbasis-edutaiment
www.upi0608670.blog.upi.edu/2009/07/01/tugas-pertama/
http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/
2. Apakah yang membedakan pembelajaran menggunakan teknologi dengan yang pembelajaran manual sehingga teknologi pembelajaran sedang hangat-hangatnya untuk diterapkan dalam dunia pendidikan ?
Yang membedakannya dapat dilihat dari segi pengajar dan pembelajaranya. Melalui teknologi, pengajar lebih dapat meningkatkan kompetensinya dan keterampilan mengajar yang semakin berkembang karena mudah mengakses info-info terbaru yang akan menunjang pembelajaran. Melalui metode ini juga, peserta didik semakin mudah memahami materi karena akan semakin menarik dan tidak monoton. Pengajar bukan instruktur yang memberi perintah melainkan sebagai mitra kerja (partner) sehingga peserta didik tidak segan untuk berpendapat, bertanya, ataupun bertukar pikiran. Pembelajaran berlangsung kondusif karena tak ada jarak antara pengajar dan peserta didik. Pembelajaran dengan teknologi juga mendukung peserta didik untuk melakukan pembelajaran berkelompok secara kooperatif dengan peserta didik lainnya. Pembelajaran ini juga memberikan kesempatan sebesar-besarnya menciptakan kondisi bagi peserta didik untuk mengembangkan cara-cara belajarnya sendiri sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, bakat, dan minat. Pendekatan teknologi merupakan pendekatan yang sistematis dan terarah, tidak hanya terbatas pada komputer,televisi atau penggantian peran guru oleh seperangkat teknologi di kelas tetapi pada hakekatnya mempersiapkan peserta didik untuk dapat menampilkan tingkah laku hasil belajar dalam kondisi yang nyata,untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://hassansitam.net/tekpembelajaran.doc
http://amrull4h99.wordpresrdpress.com/2010/02/03/sejarah-dan-perkembangan-definisi-teknologi-pembelajaran/
http://www.teknologi-pembelajaran.cos.com/2009/12/24/landasan-psikologi-pendidikan/
http://benramt.wordpress.com/2010/02/03/sejarah-dan-perkembangan-definisi-teknologi-pembelajaran/
http://www.hartika.com/?Materi_Teknologi_Pembelajaran
3. Dari berbagai macam ragam pembelajaran yang ada, ragam pembelajaran manakah yang paling efektif dalam pendidikan ?
Dalam pembelajaran terdapat beragam macam model pembelajaran dari yang manual sampai dengan yang memanfaatkan teknologi. Setiap pembelajaran-pembelajaran tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Berikut ini beberapa macam pembelanjaran yang ada beserta dengan kelebihan dan kekurangannya:
1. METODE CERAMAH
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
a. Kelebihan Metode Ceramah
1) Guru mudah menguasai kelas.
2) Mudah dilaksanakan.
3) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
4) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
b. Kekurangan Metode Ceramah
1) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2) Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
3) Bila terlalu lama membosankan.
4) Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
5) Menyebabkan anak didik pasif.
2. METODE PROYEK
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.
a. Kelebihan Metode Proyek
1) Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
2) Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
b. Kekurangan Metode Proyek
1) Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini;
2) Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;
3) Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan;
4) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
3. METODE EKSPERIMEN
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.
a. Kelebihan Metode Eksperimen
1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku;
2) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan; dan
3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
b. Kekurangan Metode Eksperimen
1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen;
2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran; serta
3) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
4. METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI
Pemberian tugas dengan arti guru menyuruh anak didik misalnya membaca, tetapi dengan menambahkan tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang/masyarakatnya setelah membaca buku itu. Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat.
a. Kelebihan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama; dan
2) Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
b. Kekurangan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1) Seringkali anak didik melakukan penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri;
2) Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan; dan
3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan indi¬vidual.
5. METODE DISKUSI
Diskusi adalah memberikan altematif jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.
a. Kelebihan Metode Diskusi
1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).
2) Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.
b. Kekurangan Metode Diskusi
1) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar;
2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas;
3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara; dan
4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih for¬mal.
6.METODE LATIHAN
Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
a.Kelebihan Metode Latihan
1) Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
2) Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
3) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
b. Kekurangan Metode Latihan
1) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dan pengertian.
2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
4) Dapat menimbulkan verbalisme.
Berdasarakan pada kelebihan dan kekurangannya masing-masing dapat disimpulkan bahwa semua metode pembelajaran adalah baik dan disesuaikan dengan materi pelajarannya. Sebagai contohnya: pelajaran matematika tidak akan efektif bila dilakukan dengan metode ceramah. Pelajaran matematika akan lebih efektif bila menggunakan metode latihan. Dan dalam pelaksanaannya akan lebih baik dan lebih efektif apabila masing-masing metode pembelajaran digunakan secara bersamaan dan saling melengkapi sehingga suasana pembelajaran tidak monoton yang akan menimbulkan kebosanan.
DAFTAR PUSTAKA
http://sweetyhome.files.wordpress.com/2009/08/berkas-cooperative-learning2.pdf
http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/MODEL_MODEL_PEMBELAJARAN.pdf
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/19/model-pembelajaran-inovatif/
http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/18/ragam-metode-pembelajaran/
http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/ragam-model-pembelajaran.html
Nama anggota kelompok:
Reffoni Mastaria Tarigan (09-038)
Monica Pranata (09-058)
Holy Glora Saragie Sijabat (09-064)
Anggi Gurning (09-100)
Jumat, 26 Februari 2010
Ubiquitous Computing + E-Learning = Nice Try Method; tugas 2
Sejarah tentang Ubiquitous Computing
Istilah Ubiquitous Computing pertama kali dimuat dalam artikel berjudul ”The Computer of the 21st Century” di jurnal Scientific American terbitan September 1991. Artikel tersebut ditulis oleh Mark Weiser seorang peneliti senior pada Xerox Palo Alto Research Center (PARC).Awalnya istilah ini dipakai pada sebuah forum diskusi tahun 1988 di lingkungan internal pusat riset tersebut. Istilah ini kemudian tersebar lebih luas lagi setelah Weiser mempublikasikannya di artikel itu.
Pengamatan dan studi di PARC terhadap PC (Personal Computer) yang dikenal masyarakat secara luas,menunjukkan kalu PC sangat member banyak manfaat dan kegunaan. Akan tetapi, hal tersebut menuntut penggunanya seringkali harus menghabiskan sumberdaya dan waktu yang banyak, karena memerlukan konsenterasi yang penuh dan kondisi yang sesuai. Kadang kala, aktivitas lainnya menjadi teisolasi sementara.Apalagi saat ada permasalahan dalam penggunaan PC tersebut, misalnya serangan virus atau kerusakan teknis, semakin melipatgandakan sumber daya si pengguna.
Oleh karena itu, Ubiquitous Computing dicanangkan untuk mengatasi kerugian-kerugian penggunaan PC yang membutuhkan banyak sumber daya tersebut.
Pengertian Ubiquitous Computing
Secara etimologis, kata ubiquitous berarti “ ada dimana-mana”. Computing berarti penggunaan computer. Jelaslah bahwa secara sederhana ubiquitous computing dapat diartikan sebagai suatu fenomena penggunaan computer yang secara besar-besaran, dimana-mana diaplikasikan. Apabila diterjemahkan secara bebas maka ubiquitous computing dapat diartikan sebagai metode yang bertujuan menyediakan serangkaian komputer bagi lingkungan fisik pemakainya dengan tingkat efektifitas yang tinggi namun dengan tingkat visibilitas serendah mungkin. Istilah ubiquitous computing –selanjutnya dalam artikel ini akan disingkat sebagai ubicomp tidaklah sesederhana itu.
Dalam artikelnya Weiser mendefinisikan istilah ubicomp sebagai berikut :
”Ubiquitous computing is the method of enhancing computer use by making many computers available throughout the physical environment, but making them effectively invisible to the user”
Maksudnya adalah ubicomp dapat diartikan sebagai metode yang bertujuan menyediakan serangkaian komputer bagi lingkungan fisik pemakainya dengan tingkat efektifitas yang tinggi namun dengan tingkat visibilitas serendah mungkin. Komputer didistribusikan ke dalam lingkungan , ketimbang personal (Weiser, 2001), sehingga lingkungan hanya sebagai background perkembangannya dalam tiap personal
Pengaruh Ubiquitous Computing bagi Pendidikan
Secara langsung maupun tidak langsung kita harus menyadari kalau kita sedang berjalan menuju ke era Ubiquitous Computing. Era dimana tiap orang tidak hanya bekerja pada satu komputer (one computer one person) melainkan seseorang dalam kehidupannya sehari-hari dapat berinteraksi dengan banyak komputer (one person many computers). Ubicomp tidak hanya terbatas pad PC, hardware dan softwarenya. Kita bisa menemukan pengaplikasiannya di telepon seluler, toaster, mesin cuci, mesin game, mesin absensi bahkan pada kartu pintar (smart card). Misalnya sebagai contoh dengan adanya media GPRS, Bluetooth, charger pad yang terdapat dalam aplikasi handphone memudahkan kita untuk mentransfer data-data ke media PC atau yang lainnya.
Dalam dunia pendidikan, Ubiquitous Computing juga dapat memberi dampak besar. Dapat dibayangkan perangkat komputer baru ini mungkin lebih mebuat pembelajaran semakin menarik dan efesien pada siswa maupun pengajar. Metode e-learning dalam dunia pendidikan dapat menjadi lebih menarik jika digabungkan dengan Ubiquitous Computing.
Seperti yang kita ketahui, e-learning adalah proses belajar yang tidak dibatasi ruang dan waktu, sejalan dengan Ubiquitous Computing yang juga berusaha meminimalisir hal-hal seperti itu. Huruf e pada e-learning berarti elektronik yang sering disepadankan dengan distance (jarak), atau singkatnya disebut pembelajaran jangka jauh yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau internet.
Penggabungan E-learning dan Ubiquitous Computing
E-learning sebagai pembelajaran jarak jauh. Siswa tidak harus hadir secara fisik menghadari kelas, duduk manis, memegang bolpoin dan, buku-buku tebal. Contoh konkretnya, siswa bisa berada di Medan, sementara guru atau instruktur berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi, pembelajaran, dan pemberian dan penilaian tugas dapat dilakukan secara on-line dan real-time atau secara off-line atau archieved.
Siswa atau pembelajar bisa sambil bersantai ria di sofa, atau sedang bertamasya sambil mempelajari materi pembelajaran/perkuliahan, siswa dapat mengatur sendiri waktu belajar dan tempat mengakses materi tersebut. Melalui perangkat computer dan koneksi internet akan membuat tampilan materi juga semakin menarik dan berkualitas . Tampilan audio visual yang menarik semakin meningkatkan motivasi belajar , materi akan mudah diingat dan mudah diungkapkan kembali karena lebih bermakna (meaningfull).
Salah satu hal terpenting dengan menggunakan metode e-learning ialah menghemat atau mengurangi biaya pendidikan, seperti berkurangnya biaya untuk membayar pengajar atau biaya akomodasi dan transportasi peserta didik ke tempat belajar. Dengan kata lain, duduk dengan “computer” di depan mata saja kita sudah bisa banyak belajar tanpa harus ke sekolah, atau universitas yang terbaik sekalipun di luar negeri.
Siswa atau pembelajar menjadi pusat perhatian pembelajaran dengan metode ini. Pembelajar tidak sepenuhnya tergantung kepada guru/instruktur dan akan lebih mandiri dalam mengeksplorasi ilmu pengetahuan melalui media internet dan media informasi lainnya, sehingga akan semakin meningkatkan kepercayaan diri juga.
Nah, melihat kelebihan-kelebihan dari metode e-learning tersebut, sangatlah baiknya me- “merger”-kannya dengan Ubiquitous Computing. Metode e-learning akan semakin canggih. Misalnya, siswa yang tadinya harus membawa serta laptop atau notebook-nya liburan untuk melihat pemberian tugas yang diberikan, tidak perlu lagi melakukannya, dengan adanya aplikasi Ubiquitous Computing yang memungkinkan hardware dan software seperti cara kerja media yang sama dengan bentuk yang praktis, atau hanya sebesar sebuah bolpoin, yang sekarang sedang dikembangkan di Jepang. Monitor, keyboard, dan Mouse, dapat di proyeksikan hanya dengan alat tersebut, yang sangat memberikan keefesienan.
Oleh karena itu, mari kita turut serta dalam pengembangan hal tersebut, perubahan itu memang perlu dan harus digunakan tepat pada tangan yang benar. Mari kita mencoba dari hal-hal yang kecil, yang pasti akan membuahkan pendidikan yang lebih baik di negeri ini.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John. W. (2008). Psikologi Pendidikan Edisi kedua. Jakarta: Kencana
Munir.(2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
www.google.com
Medan, 26 February 2010
Reffoni Mastaria
Istilah Ubiquitous Computing pertama kali dimuat dalam artikel berjudul ”The Computer of the 21st Century” di jurnal Scientific American terbitan September 1991. Artikel tersebut ditulis oleh Mark Weiser seorang peneliti senior pada Xerox Palo Alto Research Center (PARC).Awalnya istilah ini dipakai pada sebuah forum diskusi tahun 1988 di lingkungan internal pusat riset tersebut. Istilah ini kemudian tersebar lebih luas lagi setelah Weiser mempublikasikannya di artikel itu.
Pengamatan dan studi di PARC terhadap PC (Personal Computer) yang dikenal masyarakat secara luas,menunjukkan kalu PC sangat member banyak manfaat dan kegunaan. Akan tetapi, hal tersebut menuntut penggunanya seringkali harus menghabiskan sumberdaya dan waktu yang banyak, karena memerlukan konsenterasi yang penuh dan kondisi yang sesuai. Kadang kala, aktivitas lainnya menjadi teisolasi sementara.Apalagi saat ada permasalahan dalam penggunaan PC tersebut, misalnya serangan virus atau kerusakan teknis, semakin melipatgandakan sumber daya si pengguna.
Oleh karena itu, Ubiquitous Computing dicanangkan untuk mengatasi kerugian-kerugian penggunaan PC yang membutuhkan banyak sumber daya tersebut.
Pengertian Ubiquitous Computing
Secara etimologis, kata ubiquitous berarti “ ada dimana-mana”. Computing berarti penggunaan computer. Jelaslah bahwa secara sederhana ubiquitous computing dapat diartikan sebagai suatu fenomena penggunaan computer yang secara besar-besaran, dimana-mana diaplikasikan. Apabila diterjemahkan secara bebas maka ubiquitous computing dapat diartikan sebagai metode yang bertujuan menyediakan serangkaian komputer bagi lingkungan fisik pemakainya dengan tingkat efektifitas yang tinggi namun dengan tingkat visibilitas serendah mungkin. Istilah ubiquitous computing –selanjutnya dalam artikel ini akan disingkat sebagai ubicomp tidaklah sesederhana itu.
Dalam artikelnya Weiser mendefinisikan istilah ubicomp sebagai berikut :
”Ubiquitous computing is the method of enhancing computer use by making many computers available throughout the physical environment, but making them effectively invisible to the user”
Maksudnya adalah ubicomp dapat diartikan sebagai metode yang bertujuan menyediakan serangkaian komputer bagi lingkungan fisik pemakainya dengan tingkat efektifitas yang tinggi namun dengan tingkat visibilitas serendah mungkin. Komputer didistribusikan ke dalam lingkungan , ketimbang personal (Weiser, 2001), sehingga lingkungan hanya sebagai background perkembangannya dalam tiap personal
Pengaruh Ubiquitous Computing bagi Pendidikan
Secara langsung maupun tidak langsung kita harus menyadari kalau kita sedang berjalan menuju ke era Ubiquitous Computing. Era dimana tiap orang tidak hanya bekerja pada satu komputer (one computer one person) melainkan seseorang dalam kehidupannya sehari-hari dapat berinteraksi dengan banyak komputer (one person many computers). Ubicomp tidak hanya terbatas pad PC, hardware dan softwarenya. Kita bisa menemukan pengaplikasiannya di telepon seluler, toaster, mesin cuci, mesin game, mesin absensi bahkan pada kartu pintar (smart card). Misalnya sebagai contoh dengan adanya media GPRS, Bluetooth, charger pad yang terdapat dalam aplikasi handphone memudahkan kita untuk mentransfer data-data ke media PC atau yang lainnya.
Dalam dunia pendidikan, Ubiquitous Computing juga dapat memberi dampak besar. Dapat dibayangkan perangkat komputer baru ini mungkin lebih mebuat pembelajaran semakin menarik dan efesien pada siswa maupun pengajar. Metode e-learning dalam dunia pendidikan dapat menjadi lebih menarik jika digabungkan dengan Ubiquitous Computing.
Seperti yang kita ketahui, e-learning adalah proses belajar yang tidak dibatasi ruang dan waktu, sejalan dengan Ubiquitous Computing yang juga berusaha meminimalisir hal-hal seperti itu. Huruf e pada e-learning berarti elektronik yang sering disepadankan dengan distance (jarak), atau singkatnya disebut pembelajaran jangka jauh yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau internet.
Penggabungan E-learning dan Ubiquitous Computing
E-learning sebagai pembelajaran jarak jauh. Siswa tidak harus hadir secara fisik menghadari kelas, duduk manis, memegang bolpoin dan, buku-buku tebal. Contoh konkretnya, siswa bisa berada di Medan, sementara guru atau instruktur berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi, pembelajaran, dan pemberian dan penilaian tugas dapat dilakukan secara on-line dan real-time atau secara off-line atau archieved.
Siswa atau pembelajar bisa sambil bersantai ria di sofa, atau sedang bertamasya sambil mempelajari materi pembelajaran/perkuliahan, siswa dapat mengatur sendiri waktu belajar dan tempat mengakses materi tersebut. Melalui perangkat computer dan koneksi internet akan membuat tampilan materi juga semakin menarik dan berkualitas . Tampilan audio visual yang menarik semakin meningkatkan motivasi belajar , materi akan mudah diingat dan mudah diungkapkan kembali karena lebih bermakna (meaningfull).
Salah satu hal terpenting dengan menggunakan metode e-learning ialah menghemat atau mengurangi biaya pendidikan, seperti berkurangnya biaya untuk membayar pengajar atau biaya akomodasi dan transportasi peserta didik ke tempat belajar. Dengan kata lain, duduk dengan “computer” di depan mata saja kita sudah bisa banyak belajar tanpa harus ke sekolah, atau universitas yang terbaik sekalipun di luar negeri.
Siswa atau pembelajar menjadi pusat perhatian pembelajaran dengan metode ini. Pembelajar tidak sepenuhnya tergantung kepada guru/instruktur dan akan lebih mandiri dalam mengeksplorasi ilmu pengetahuan melalui media internet dan media informasi lainnya, sehingga akan semakin meningkatkan kepercayaan diri juga.
Nah, melihat kelebihan-kelebihan dari metode e-learning tersebut, sangatlah baiknya me- “merger”-kannya dengan Ubiquitous Computing. Metode e-learning akan semakin canggih. Misalnya, siswa yang tadinya harus membawa serta laptop atau notebook-nya liburan untuk melihat pemberian tugas yang diberikan, tidak perlu lagi melakukannya, dengan adanya aplikasi Ubiquitous Computing yang memungkinkan hardware dan software seperti cara kerja media yang sama dengan bentuk yang praktis, atau hanya sebesar sebuah bolpoin, yang sekarang sedang dikembangkan di Jepang. Monitor, keyboard, dan Mouse, dapat di proyeksikan hanya dengan alat tersebut, yang sangat memberikan keefesienan.
Oleh karena itu, mari kita turut serta dalam pengembangan hal tersebut, perubahan itu memang perlu dan harus digunakan tepat pada tangan yang benar. Mari kita mencoba dari hal-hal yang kecil, yang pasti akan membuahkan pendidikan yang lebih baik di negeri ini.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John. W. (2008). Psikologi Pendidikan Edisi kedua. Jakarta: Kencana
Munir.(2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
www.google.com
Medan, 26 February 2010
Reffoni Mastaria
Rabu, 10 Februari 2010
Asyiknya Belajar dengan Audio Visual; tugas 1
Seperti kita ketahui, setiap orang memproses informasi melalui kedua bagian otaknya,di sebelah kanan dan belahan otak kiri.. Kebanyakan orang, bagaimanapun, gunakan satu sisi otak lebih dari yang lainnya yang akan membuat mempelajari beberapa mata pelajaran jauh lebih mudah daripada yang lain.. Setiap orang juga memiliki gaya belajar yang disukai, tergantung pada sisi otak dan modalitas belajar yang paling berkembang. Mode atau gaya pembelajaran termasuk kinestetik (menyentuh), audio (pendengaran) dan visual (melihat). Adalah penting untuk menyadari gaya belajar karena mereka sangat mempengaruhi keberhasilan belajar.
Kadang kala kita dipaksa untuk bahan belajar dengan cara yang bertentangan dengan gaya belajar. Mungkin diperlukan untuk membaca dengan tenang ketika kita akan mendapat manfaat dari kata-kata yang terdengar, dan mungkin bagi beberapa orang, gagasan abstrak membuat nya tidak mengerti tanpa melihat diagram atau grafik tentang informasi itu. Untuk itulah perlunya media visual agar lebih menarik materi pembelajaran itu.
Mendengarkan kata per kata , mengucapkannya keras-keras dan pola-pola mendengar suara membantu sebagian orang belajar. Bekerja dalam kelompok atau memberikan laporan lisan memungkinkan kita untuk membicarakan ide-ide kita dan untuk mendengarkan ide orang lain, melibatkan kita dalam proses belajar.
Melalui gambar, kata-kata baru dan diagram, pemetaan atau mencatat konsep-konsep baru membantu pelajar memvisualisasikan dan memahami hubungan, seperti bagaimana kerja bagian-bagian untuk membentuk keseluruhan. Misalnya, melalui diagram penjelasan tentang terjadinya emosi dalam tubuh kita itu dapat terjelaskan alurnya dengan baik.
Menyediakan handout kuliah, kunci poin atau meminta siswa untuk menulis ringkasan membantu pelajar visual meninjau apa yang telah mereka pelajari dan melacak informasi penting. Tingkat imajinasi juga sangat penting dalam hal ini, sebagai pelajar kita akan semakin terdorong harus memvisualisasikan ide-ide verbal dan menciptakan citra mental.
Teknologi adalah cara yang efektif untuk menyeimbangkan pengalaman visual dan audio kita. Orang dapat memilih informasi yang paling sesuai dengan gaya belajar mereka untuk memastikan penguasaan suatu subjek. Jadi, jika kita adalah peserta didik yang auditoriyang gemar menonton online video atau mendengarkan buku audio, dapat menggabungkan menonton film dengan membaca layar bermain, menggunakan ini sebagai sumber untuk penugasan. Pastinya semua sejalan , hobi dan belajar terarah lebih baik.
Melalui media pembelajaran audio visual seperti yang sekarang ini , misalnya dalam presentasi yang kita lakukan, presenter menyediakan audio dengan berbicara, dan suplemen dengan serangkaian gambar diproyeksikan ke layar, baik dari proyektor slide, atau dari komputer yang terhubung ke proyektor menggunakan perangkat lunak seperti PowerPoint.
Media audiovisual akan melibatkan pendayagunaan seluruh panca indera, sehingga daya imajinasi , kreativitas, fantasi, emosi peserta didik akan berkembang ke arah yang lebih baik. Pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu indera akan lebih efektif dibandingkan satu indera saja, dan akan diingat lebih lama. (Fleming dan Levie;Wilkinson,1980).
Jadi, tidaklah rugi bahkan menguntungkan menm-“merger” kan proses belajar dengan media audio visual. Konsenterasi pikiran akan semakin terpusat pada pembelajaran karena keefektifan yang di dapat di dalamnya. Selamat mencoba!
"If all children are to have the maximum opportunity to learn, linear, sequential techniques must be paired with approaches that enable students to see patterns, make use of visual and spatial thinking, and deal with the whole as well as the parts."
(Linda William, penulis Pengajaran untuk Two-Sided Mind: A Guide for Right Brain)
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John. W. (2008). Psikologi Pendidikan Edisi kedua. Jakarta: Kencana
Munir.(2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
Medan, 11 February 2010
REFFONI MASTARIA TARIGAN
Kadang kala kita dipaksa untuk bahan belajar dengan cara yang bertentangan dengan gaya belajar. Mungkin diperlukan untuk membaca dengan tenang ketika kita akan mendapat manfaat dari kata-kata yang terdengar, dan mungkin bagi beberapa orang, gagasan abstrak membuat nya tidak mengerti tanpa melihat diagram atau grafik tentang informasi itu. Untuk itulah perlunya media visual agar lebih menarik materi pembelajaran itu.
Mendengarkan kata per kata , mengucapkannya keras-keras dan pola-pola mendengar suara membantu sebagian orang belajar. Bekerja dalam kelompok atau memberikan laporan lisan memungkinkan kita untuk membicarakan ide-ide kita dan untuk mendengarkan ide orang lain, melibatkan kita dalam proses belajar.
Melalui gambar, kata-kata baru dan diagram, pemetaan atau mencatat konsep-konsep baru membantu pelajar memvisualisasikan dan memahami hubungan, seperti bagaimana kerja bagian-bagian untuk membentuk keseluruhan. Misalnya, melalui diagram penjelasan tentang terjadinya emosi dalam tubuh kita itu dapat terjelaskan alurnya dengan baik.
Menyediakan handout kuliah, kunci poin atau meminta siswa untuk menulis ringkasan membantu pelajar visual meninjau apa yang telah mereka pelajari dan melacak informasi penting. Tingkat imajinasi juga sangat penting dalam hal ini, sebagai pelajar kita akan semakin terdorong harus memvisualisasikan ide-ide verbal dan menciptakan citra mental.
Teknologi adalah cara yang efektif untuk menyeimbangkan pengalaman visual dan audio kita. Orang dapat memilih informasi yang paling sesuai dengan gaya belajar mereka untuk memastikan penguasaan suatu subjek. Jadi, jika kita adalah peserta didik yang auditoriyang gemar menonton online video atau mendengarkan buku audio, dapat menggabungkan menonton film dengan membaca layar bermain, menggunakan ini sebagai sumber untuk penugasan. Pastinya semua sejalan , hobi dan belajar terarah lebih baik.
Melalui media pembelajaran audio visual seperti yang sekarang ini , misalnya dalam presentasi yang kita lakukan, presenter menyediakan audio dengan berbicara, dan suplemen dengan serangkaian gambar diproyeksikan ke layar, baik dari proyektor slide, atau dari komputer yang terhubung ke proyektor menggunakan perangkat lunak seperti PowerPoint.
Media audiovisual akan melibatkan pendayagunaan seluruh panca indera, sehingga daya imajinasi , kreativitas, fantasi, emosi peserta didik akan berkembang ke arah yang lebih baik. Pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu indera akan lebih efektif dibandingkan satu indera saja, dan akan diingat lebih lama. (Fleming dan Levie;Wilkinson,1980).
Jadi, tidaklah rugi bahkan menguntungkan menm-“merger” kan proses belajar dengan media audio visual. Konsenterasi pikiran akan semakin terpusat pada pembelajaran karena keefektifan yang di dapat di dalamnya. Selamat mencoba!
"If all children are to have the maximum opportunity to learn, linear, sequential techniques must be paired with approaches that enable students to see patterns, make use of visual and spatial thinking, and deal with the whole as well as the parts."
(Linda William, penulis Pengajaran untuk Two-Sided Mind: A Guide for Right Brain)
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John. W. (2008). Psikologi Pendidikan Edisi kedua. Jakarta: Kencana
Munir.(2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
Medan, 11 February 2010
REFFONI MASTARIA TARIGAN
Tugas kelompok Pddk 1
Sehubungan dengan makin pesatnya teknologi yang merambah dunia pendidikan tentunya teknologi berpengaruh besar dalam proses belajar-mengajar . Sedangkan di Indonesia sendiri penggunaan internet dalam pembelajaran masih kurang digiatkan,hal ini dikarenakan banyaknya sekolah – sekolah yang belum terjangkau oleh komputer terlebih lagi internet. Selain itu para pendidik khususnya guru juga belum terlalu terampil dalam pemanfaatan dunia internet sehingga ini makin menyulitkan masuknya internet dalam dunia pembelajaran di Indonesia.
Dalam hal pembuatan blog, kami mengakui ini sedikit merepotkan dan membingungkan mengigat bahwa kemampuan kami mengekspresikan diri melalui tulisan sangat minim , walaupun kami tahu dalam pembelajaran kita harus mengetahui dan menerapkan hal – hal baru terutama dalam hal teknologi . Untuk email , kami sudah lama menggunakan media ini dalam pembelajaran karena sejak di bangku sekolah kami juga sering mengerjakan dan mengumpulkan tugas kepada guru lewat email. Selain mengumpulkan tugas ,email juga membantu kami berhubungan dengan teman – teman yang tidak dapat kami temui secara langsung.
Pembelajaran lewat blog baru kami temui sekarang ini dalam mata kuliah psikologi pndidikan. Tidak pernah terlintas bahwa blog bisa menjadi bagian dari pengerjaan tugas, menurut kami ini cukup efisien selain tidak membuang kertas dan repot menjilid kami juga bisa lebih mengexplore fungsi internet itu sendiri. Selain itu, kami juga semakin terinspirasi untuk mengekspresikan diri kami untuk memunculkan bakat-bakat tersembunyi .
Reffoni Mastaria Tarigan 09-038
Monica Pranata 09-058
Holy Glora Saragie Sijabat 09-064
Anggi Gurning 09-100
Dalam hal pembuatan blog, kami mengakui ini sedikit merepotkan dan membingungkan mengigat bahwa kemampuan kami mengekspresikan diri melalui tulisan sangat minim , walaupun kami tahu dalam pembelajaran kita harus mengetahui dan menerapkan hal – hal baru terutama dalam hal teknologi . Untuk email , kami sudah lama menggunakan media ini dalam pembelajaran karena sejak di bangku sekolah kami juga sering mengerjakan dan mengumpulkan tugas kepada guru lewat email. Selain mengumpulkan tugas ,email juga membantu kami berhubungan dengan teman – teman yang tidak dapat kami temui secara langsung.
Pembelajaran lewat blog baru kami temui sekarang ini dalam mata kuliah psikologi pndidikan. Tidak pernah terlintas bahwa blog bisa menjadi bagian dari pengerjaan tugas, menurut kami ini cukup efisien selain tidak membuang kertas dan repot menjilid kami juga bisa lebih mengexplore fungsi internet itu sendiri. Selain itu, kami juga semakin terinspirasi untuk mengekspresikan diri kami untuk memunculkan bakat-bakat tersembunyi .
Reffoni Mastaria Tarigan 09-038
Monica Pranata 09-058
Holy Glora Saragie Sijabat 09-064
Anggi Gurning 09-100
Langganan:
Postingan (Atom)