sekedar obrolan ringan antara pikiran dan hati ketika bertemu dengan realita yang ada. ga perlu diseriusin, ga ada spesialisasi, sekedar menemani kursor yang tak tau mau kemana
(UAS) 1. Reffoni, berdasarkan pengalamanmu mengerjakan proyek bersama kelompok, apakah yang paling berkesan dan dapat kamu jelaskan berdasarkan teori kognitif.
Pada proyek pendidikan yang lalu, kami mengambil tema “ PENERAPAN POLA ASUH BERDASARKAN HOME PADA MASA PRA – OPERASIONAL DALAM LINGKUNGAN KELUARGA “dan sampel yang kami ambil dari 10 keluarga yang berdomisili di daerah Perumnas simalingkar Medan secara acak. Yang paling berkesan bagi saya adalah saat kami melakukan observasi pada seorang anak bernama Alif (2tahun) di lokasi perumnas Simalingkar. Kami mewawancarai orangtua Alif (ayahnya) yang sedang duduk di beranda rumah bersama Alif sendiri yang duduk dengan wajah manis melihat kehadiran kami.setelah memperkenalkan diri, menyatakan tujuan kami, dan mendapat izin kami pun mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mencakup subskala yang sesuai dengan bahan proyek kami yaitu tentang penerapan pola asuh HOME yang tepat . Melalui jawaban-jawaban dari ayah Alif, secara tersirat saya menilai memang pola asuh HOME hampir sebagian besar sudah beliau terapkan pada anaknya dengan benar , baik dari segi bentuk permainan yang diberikan, intensitas kontak fisik (percakapan), control menonton tv, pola makan, refreshing di luar rumah, dan cara pendisiplinan . saya sangat terkesan karena dibandingkan dengan 9 sampel lainnya, pola asuh yang diterapkan beliau beserta istri lah yang paling mencapai maksimal. Misalnya dalam segi permainan yang diberikan, Alif diberikan permainan sepeti boneka binatang, mobil-mobilan,alat alat music mini dan belum dipaksakan dengan permainan menyangkut huruf-huruf dan angka-angka. Alif belum diajarkan warna, pola makannya teratur 3x sehari dengan sayur dan susu, control menonton tv dari orang tua, pendisiplinan diri yang tepat bagi Alif dan intensitas percakapan yang banyak dengan orang tua. Berdasarkan TEORI KOGNITIF : Tentang pola asuh yang dilakukan oleh orang tua Alif. Mengacu pada teori Piaget, bahwa ada 4 tahap perkembangan kognitif yaitu : Sensori-motor (lahir-2 thn ), menggunakan pengalaman inderawi Pra-operasional (2-7 thn), menggunakan penalaran simbolik, dengan kata dan gambar Operasional konkret (7-11 thn ) , menggunakan penalaran secara logis Operasional formal (11thn-dewasa), berpikir lebih abstrak , idealistis, dan logis Alif sudah masuk ke dalam tahap ke dua (pra-operasional), dimana secara khususnya pada subtahap fungsi simbolis & perkembangan bahasa meningkat. Sangat sesuai dengan pola asuh yg diberikan dengan memberi stimulus untuk bercerita, permainan simbolik seperti boneka binatang, alat-alat music yang mengembangkan motorik dan keingintahuan yg besar pada saat itu. Dan kalau ditinjau dari Teori Vygotsky , bahwa kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, dan bahasa. sama halnya yg telah dilakukan Orang tua Alif, memberikan intensitas percakapan yg banyak dengan anaknya, utk mengembangkan kognitifnya (stimulus-respon).
Dan tindakan yang saya lakukan dengan “mengintepretasikan” jawaban-jawaban beliau yang mengarahkan pemikiran saya kalau pola asuh HOME hampir sudah dijalankan baik bersinergis dengan tahap ke-4 Piaget (operasional formal ), tahap akhir kognitif yg maksimal.
Menurut analisa saya, berdasarkan teori psikologi pendidikan hal tersebut dapat dijelaskan ke dalam beberapa bagian, diantaranya motivasi, memori, prinsip pemebelajaran, dan perencanaan pembelajaran. 1. Motivasi Motivasi adalah dorongan internal yang mengarahkan perilaku kita. Seperti yang dikatakan Maslows bahwa tanpa motivasi kita tidak mengetahui apa apa saja yang harus kita lakukan. Nah, menurut pendapat saya, ada 2 hal yang bisa dikaitkan dengan teori ini.Pertama, mungkin ibu kurang termotivasi mendeliveri nilai pada kami karena factor-faktor eksternal (nilai yang kurang memuaskan , proses pengerjaan soal yang kurang memuaskan oleh kami, atau aktivitas ibu yang padat di luar dunia akademik). Kedua, ibu sebenarnya justru ingin memotivasi kami agar dapat lebih bersemangat lagi untuk mengerjakan tugas dan belajar, sebab dengan menunda pen-deliveri-an nilai maka akan ada rasa kuatir dari mahasiswa jika tidak mengerjakan tugas selanjutnya dengan baik karena belum ada patokan nilai yang diberikan untuk memperbaiki atau mempertahankan nilai yang ada. Sehingga penundaan itu juga malah memberi motivasi untuk bekerja lebih keras lagi . Seperti yang dinyatakan Kurt Lewin (1890-1947)psikolog Jerman , kadang kala tekanan lah yang membuat seseorang termotivasi dalam bertindak.
2. Memori dalam bukunya A User Guide , Alan Baddely menyebutkan bahwa memori adalah proses encode, store (penyimpanan), dan retrieve information yang dilakukan oleh manusia. Saat informasi itu tidak masuk secara baik dalam proses retrieval, maka informasi itu akan hilang atau yang sering kita sebut dengan LUPA. Dikaitkan dengan kasus ibu yang belum mendeliveri nilai dapat terjadi karena proses retrieval yang kurang maksimal, sehingga tidak dapat bertahan lama dalam ingatan yang dapt dipengaruhi factor usia, emosi, aktivitas, dan info itu hilang dengan sendirinya karena tertuttupi memory yang lebih baru(berdasarkan Teori Interferensi Memori ). Sehingga banyaknya stimulus (informasi) yang mau atau tidak mau harus diingat membuat ibu melupakan hal tersebut. Sejalan dengan pernyataan Wilhelm Wundt (1832-1920), bahwa hanya sebagian kecil dari presepsi umum (black felt) yang bisa masu ke titik perhatian (blick punkt ).
3. Prinsip learner-centered Learner lah yang paling berperan aktif dalam pembelajaran baik dalam inisiatif, kreativitas, dan memodifikasi tugas belajar yang diberikan (Santrock, 2008). Prinsip inilah juga yang ibu tunjukkan dalam mata kuliah ini. Saat ibu tidak mendeliveri nilai , seharusnyalassh kami sebagai “learner” seharusnya lebih berperan aktif, menanyakan mengapa ibu belum mendeliveri nilai namun kami malahan tampak acuh dan menganggap ibu lupa dan tidak ada inisiatif menanyakan alasannya pada ibu. Maaf ya bu..
4. Perencanaan instruksional Merupakan pengembangan atau penyusunan stategi sistematik dan tertata untuk perencanaan pelajaran . dalam mata kuliah ini, ibu sudah membuat perencanaan yang baik, dimulai dari pengisiaan logsheet setiap minggunya, tugas individu dan kelompok, dan rencana pendeliverian nilai yang masih tertunda yang dipengaruhi factor eksternal (point 1,2,3 )baik dri ibu maupun kami. Untuk itu saran saya perlu nya untuk membuat catatan, rekaman, agar tidak terjebak dalam kelupaan, kekurangan motivasi,sehingga akan tetap ada di jejak ingatan (memory traces) kita. (Wolfgang Kohler, 1966)
(UAS) 1. Reffoni, berdasarkan pengalamanmu mengerjakan proyek bersama kelompok, apakah yang paling berkesan dan dapat kamu jelaskan berdasarkan teori kognitif.
BalasHapusPada proyek pendidikan yang lalu, kami mengambil tema “ PENERAPAN POLA ASUH BERDASARKAN HOME PADA MASA PRA – OPERASIONAL DALAM LINGKUNGAN KELUARGA “dan sampel yang kami ambil dari 10 keluarga yang berdomisili di daerah Perumnas simalingkar Medan secara acak.
BalasHapusYang paling berkesan bagi saya adalah saat kami melakukan observasi pada seorang anak bernama Alif (2tahun) di lokasi perumnas Simalingkar. Kami mewawancarai orangtua Alif (ayahnya) yang sedang duduk di beranda rumah bersama Alif sendiri yang duduk dengan wajah manis melihat kehadiran kami.setelah memperkenalkan diri, menyatakan tujuan kami, dan mendapat izin kami pun mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mencakup subskala yang sesuai dengan bahan proyek kami yaitu tentang penerapan pola asuh HOME yang tepat .
Melalui jawaban-jawaban dari ayah Alif, secara tersirat saya menilai memang pola asuh HOME hampir sebagian besar sudah beliau terapkan pada anaknya dengan benar , baik dari segi bentuk permainan yang diberikan, intensitas kontak fisik (percakapan), control menonton tv, pola makan, refreshing di luar rumah, dan cara pendisiplinan . saya sangat terkesan karena dibandingkan dengan 9 sampel lainnya, pola asuh yang diterapkan beliau beserta istri lah yang paling mencapai maksimal. Misalnya dalam segi permainan yang diberikan, Alif diberikan permainan sepeti boneka binatang, mobil-mobilan,alat alat music mini dan belum dipaksakan dengan permainan menyangkut huruf-huruf dan angka-angka. Alif belum diajarkan warna, pola makannya teratur 3x sehari dengan sayur dan susu, control menonton tv dari orang tua, pendisiplinan diri yang tepat bagi Alif dan intensitas percakapan yang banyak dengan orang tua.
Berdasarkan TEORI KOGNITIF :
Tentang pola asuh yang dilakukan oleh orang tua Alif. Mengacu pada teori Piaget, bahwa ada 4 tahap perkembangan kognitif yaitu :
Sensori-motor (lahir-2 thn ), menggunakan pengalaman inderawi
Pra-operasional (2-7 thn), menggunakan penalaran simbolik, dengan kata dan gambar
Operasional konkret (7-11 thn ) , menggunakan penalaran secara logis
Operasional formal (11thn-dewasa), berpikir lebih abstrak , idealistis, dan logis
Alif sudah masuk ke dalam tahap ke dua (pra-operasional), dimana secara khususnya pada subtahap fungsi simbolis & perkembangan bahasa meningkat. Sangat sesuai dengan pola asuh yg diberikan dengan memberi stimulus untuk bercerita, permainan simbolik seperti boneka binatang, alat-alat music yang mengembangkan motorik dan keingintahuan yg besar pada saat itu.
Dan kalau ditinjau dari Teori Vygotsky , bahwa kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, dan bahasa. sama halnya yg telah dilakukan Orang tua Alif, memberikan intensitas percakapan yg banyak dengan anaknya, utk mengembangkan kognitifnya (stimulus-respon).
Dan tindakan yang saya lakukan dengan “mengintepretasikan” jawaban-jawaban beliau yang mengarahkan pemikiran saya kalau pola asuh HOME hampir sudah dijalankan baik bersinergis dengan tahap ke-4 Piaget (operasional formal ), tahap akhir kognitif yg maksimal.
(UAS) 2. Coba jelaskan berdasarkan teori psikologi pendidikan sehubungan dengan janji saya untuk men-deliveri nilai namun belum terlaksana.
BalasHapusMenurut analisa saya, berdasarkan teori psikologi pendidikan hal tersebut dapat dijelaskan ke dalam beberapa bagian, diantaranya motivasi, memori, prinsip pemebelajaran, dan perencanaan pembelajaran.
BalasHapus1. Motivasi
Motivasi adalah dorongan internal yang mengarahkan perilaku kita. Seperti yang dikatakan Maslows bahwa tanpa motivasi kita tidak mengetahui apa apa saja yang harus kita lakukan. Nah, menurut pendapat saya, ada 2 hal yang bisa dikaitkan dengan teori ini.Pertama, mungkin ibu kurang termotivasi mendeliveri nilai pada kami karena factor-faktor eksternal (nilai yang kurang memuaskan , proses pengerjaan soal yang kurang memuaskan oleh kami, atau aktivitas ibu yang padat di luar dunia akademik). Kedua, ibu sebenarnya justru ingin memotivasi kami agar dapat lebih bersemangat lagi untuk mengerjakan tugas dan belajar, sebab dengan menunda pen-deliveri-an nilai maka akan ada rasa kuatir dari mahasiswa jika tidak mengerjakan tugas selanjutnya dengan baik karena belum ada patokan nilai yang diberikan untuk memperbaiki atau mempertahankan nilai yang ada. Sehingga penundaan itu juga malah memberi motivasi untuk bekerja lebih keras lagi . Seperti yang dinyatakan Kurt Lewin (1890-1947)psikolog Jerman , kadang kala tekanan lah yang membuat seseorang termotivasi dalam bertindak.
2. Memori
dalam bukunya A User Guide , Alan Baddely menyebutkan bahwa memori adalah proses encode, store (penyimpanan), dan retrieve information yang dilakukan oleh manusia. Saat informasi itu tidak masuk secara baik dalam proses retrieval, maka informasi itu akan hilang atau yang sering kita sebut dengan LUPA. Dikaitkan dengan kasus ibu yang belum mendeliveri nilai dapat terjadi karena proses retrieval yang kurang maksimal, sehingga tidak dapat bertahan lama dalam ingatan yang dapt dipengaruhi factor usia, emosi, aktivitas, dan info itu hilang dengan sendirinya karena tertuttupi memory yang lebih baru(berdasarkan Teori Interferensi Memori ). Sehingga banyaknya stimulus (informasi) yang mau atau tidak mau harus diingat membuat ibu melupakan hal tersebut. Sejalan dengan pernyataan Wilhelm Wundt (1832-1920), bahwa hanya sebagian kecil dari presepsi umum (black felt) yang bisa masu ke titik perhatian (blick punkt ).
3. Prinsip learner-centered
Learner lah yang paling berperan aktif dalam pembelajaran baik dalam inisiatif, kreativitas, dan memodifikasi tugas belajar yang diberikan (Santrock, 2008). Prinsip inilah juga yang ibu tunjukkan dalam mata kuliah ini. Saat ibu tidak mendeliveri nilai , seharusnyalassh kami sebagai “learner” seharusnya lebih berperan aktif, menanyakan mengapa ibu belum mendeliveri nilai namun kami malahan tampak acuh dan menganggap ibu lupa dan tidak ada inisiatif menanyakan alasannya pada ibu. Maaf ya bu..
4. Perencanaan instruksional
Merupakan pengembangan atau penyusunan stategi sistematik dan tertata untuk perencanaan pelajaran . dalam mata kuliah ini, ibu sudah membuat perencanaan yang baik, dimulai dari pengisiaan logsheet setiap minggunya, tugas individu dan kelompok, dan rencana pendeliverian nilai yang masih tertunda yang dipengaruhi factor eksternal (point 1,2,3 )baik dri ibu maupun kami. Untuk itu saran saya perlu nya untuk membuat catatan, rekaman, agar tidak terjebak dalam kelupaan, kekurangan motivasi,sehingga akan tetap ada di jejak ingatan (memory traces) kita. (Wolfgang Kohler, 1966)
terima kasih.
Reffoni, skor UASmu 80
BalasHapus